|
Pendidikan
Islam Pada Masa Pembaruan
|
Di Turki, Pakistan Dan India
|
|
![]() |
|

|
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, karena atas izin-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tak lupa
penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis
mengharapkan kritik dan saran agar menjadi koreksi dan peningkatan penulis
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
WassalamualaikumWr. Wb
Kotabatu, 23 Oktober
2016
Penulis
1. Triyono
2. M Arifin
3. Jami Fatmawati
Daftar Isi
Cover …………………………………………………………………………………………….
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………
Daftar Isi ………………………………………………………………….............................
1.
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….…………….
1.1
Latar Belakang ……………………………………………………............................
1.2 Rumusan Masalah
.............................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................................
2.
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………..……...........
2.1 Pengertian Pembaharuan Pendidikan Islam
..........................................................
2.2. Hal–hal
yang Melatarbelakangi Pembaharuan Pendidikan Islam...........................
2.3. Masa
Pembaharuan Pendidikan Islam...................................................................
2.4. Pola
– pola Pembaharuan Pendidikan Islam..........................................................
2.5. Tokoh dan
Sasaran Pembaharuan Pendidikan Islam............................................
2.6 Pembaruan
islam di Wilayah Turki.........................................................................
2.7
Pembaruan islam di Wilayah Pakistan....................................................................
2.8 Pembaruan
islam di Wilayah di India......................................................................
2.8 Dualisme Sistem Pendidikan Islam.........................................................................
3.
BAB III PENUTUP ………………………………….………………………………...
3.1
Kesimpulan …………………………………………….………………………………
Daftar Pustaka
……………………………………………………………………………..
Lampiran
…………………………………………………………………………………….
|
1
2
3
4
4
4
5
5
5
6
8
8
9
10
12
13
14
15
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Pengertian
pendidikan seperti yang lazim dipahami sekarang belum terdapat pada zaman Nabi
Muhammad SAW. Tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam
menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberikan
contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan
lingkungan sosial yang mendukung ide-ide pembentukan pribadi muslim itu, telah
mencakup arti pendidikan pada masa sekarang. Orang Mekah Arab yang tadinya
menyembah berhala, musyrik, kafir, kasar, dan sombong maka dengan usaha
kegiatan Nabi mengIslamkan mereka, lalu tingkah laku mereka berubah menjadi
penyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan itu
Nabi telah mendidik, membentuk kepribadian yaitu kepribadian muslim dan
sekaligus berarti bahwa Nabi SAW adalah seorang pendidik yang berhasil.
Perubahan dan tingkah laku yang sesuai dengan petunjuk ajaran Islam. Untuk itu
perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang
keberhasilan.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengertian pembaharuan ?
2. Apa yang
melatarbelakangi pembaharuan pendidikan islam ?
3. Bagaimana
pola pemikiran pembaharuan pendidikan islam ?
4. Siapa
saja tokoh-tokoh pembaharuan pendidikan islam ?
1.3.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian pembaharuan
2. Untuk
mengetahui latar belakang pembaharuan pendidikan islam
3. Untuk
mengetahui tentang pemikiran pembaharuan pendidikan islam
4. Untuk
mengetahui tokoh-tokoh pembaharuan pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Pembaharuan Pendidikan Islam.
Lahirnya
modernisasi atau pembaharuan di sebuah tempat akan selalu beriringan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat itu. Modernisasi
atau pembaharuan sesungguhnya lebih merupakan upaya atau usaha perbaikan
keadaan baik dari segi cara, konsep, dan serangkaian metode yang bisa
diterapkan dalam rangka menghantarkan keadaan yang lebih baik.
Dengan
demikian, kalau kita kaitkan dengan pembaharuan pendidikan Islam akan memberi
pengertian bagi kita, sebagai suatu upaya melakukan proses perubahan kurikulum,
cara, metodologi, situasi dan pendidikan Islam dari yang tradisional (ortodox)
kearah yang lebih rasional, dan professional sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat itu.
2.2. Hal–hal
yang Melatarbelakangi Pembaharuan Pendidikan Islam.
Secara garis
besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses pembaharuan
pendidikan Islam.
- Pertama
faktor Internal yaitu, faktor kebutuhan pragmatis umat Islam yang sangat
memerlukan satu system pendidikan Islam yang betul – betul bisa dijadikan
rujukan dalam rangka mencetak manusia – manusia muslim yang berkualitas,
bertaqwa, dan beriman kepada Allah.
- Kedua
faktor Eksternal adanya kontak Islam dengan barat juga merupakan faktor
terpenting yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah
menggugah dan membawa perubahan phragmatik umat islam untuk belajar secara
terus menerus kepada barat, sehingga ketertinggalan yang selama ini
dirasakan akan bisa terminimalisir.
2.3. Masa
Pembaharuan Pendidikan Islam
Kesadaran
akan kelemahan dan ketertinggalan kaum muslimin dari bengsa Eropa dalam
berbagai bidang kehidupan, telah timbul mulai abad ke 11 H/ 17 M dengan
kekalahan yang diderita oleh kerajaan Turki Usmani dalam peperangan dengan Negara
Eropa. Mereka mulai memperhatikan kemajuan yang dicapai oleh Eropa, pertama
Prancis yang merupakan pusat kemajuan Eropa pada masa itu.dan di kirim
duta-duta untuk mempelajari kemajuan Eropa, terutama dibidang militer dan
kemajuaan ilmu pengetahuan.
Dalam bidang
pengembangan ilmu pengetahuaan ilmu modern dari barat, untuk pertama kali dalam
dumia islam di buka suatu percetakan di istambul pada tahun 1727 M. dan juga di
adakan percetakan Al-Qur’an, dan ilmu pengetahuan agama yang lainnya juga.
Penduduk
Mesir oleh Napoleon Bonaparte tahun 1798 M, adalah merupakan tonggak sejarah
bagi umat Islam untuk mendapatkan kembali kesadaran akan kelamahan mereka.
Ekspedisi Napoleon tersebut bukan hanya menunjukan akan kelamahan umat Islam.
Tetapi juga sekaligus menunjukan kebodohan mereka. Dalam ekspedisi itu Napoleon
membawa sepasukan tentara dan para ilmuan dengan seperangkat peralatan ilmiah.
Untuk mengadakan penelitian di Mesir.
Eksploitasi
dan intervensi barat lama kalamaan menyadarkan akan keterbelakangan umat
Islam. Sehingga timbul usaha pembaharuan dalam segala aspek kehidupan yang di
pelopori oleh penguasa, kaum bangsawan, elit, dan intelegensia.
2.4. Pola
– pola Pembaharuan Pendidikan Islam
Dengan
memperhatikan berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam
sebagaimana nampak pada masa sebelumnya, dan dengan memperhatikan sebab-sebab
kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh Bangsa Eropa, maka pada garis besarnya
terjadi tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam. Ketiga pola tersebut
adalah : (a) pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pola
pendidikan modern di barat, (b) golongan yang berorientasi pada sumber Islam
yang murni, (c) usaha yang berorientasi pada Nasionalisme.
a) Dalam
hal ini, usaha pembaharuan pendidikan Islam adalah dengan jalan mendirikan
sekolah - sekolah dengan pola sekolah barat, baik sistem maupun isi
pendidikannya. Di samping itu pengiriman pelajar - pelajar kedunia barat
terutama Prancis untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembaharuan
pendidikan dengan pola barat ini dipelopori oleh oleh Sultan Mahmud II yakni
perubahan dalam bidang pendidikan. Madrasah adalah merupakan satu-satunya
lembaga yang ada di kerajaan Usman.
b) Gerakan
Pembaharuan Pendidikan Islam Yang Berorientasi. Pada sumber Islam yang murni,
Pola pembaharuan ini telah dirintis oleh Mahmud Bin Andul Al Wahab, kemudian
dicanangkan kembali oleh Jalalludin Al Afgani dan Muhamad Abduh (akhir abad 19
M). untuk interprestasi diperlukan ijtihad dan kerenanya pintu ijtihad harus
dibuka. Harun Nasution dalam menjelaskan pemikiran Muhammad Abduh dalam
pembaharuan pendidikan di Mesir menyatakan sebagai berikut.: ia juga memikirkan
sekolah - sekolah pemerintah yang telah didirikan untuk mendidik tenaga -
tenaga yang perlu bagi mesir dalam lapangan administrasi militer, kesehatan,
perindustrian, pendidikan dan sebagainya. Selain itu jumlah sekolah - sekolah
pemerintah yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan kebutuhan
pendidikan oleh sebab itu, golongan pembaharu memerlukan bergerak dibidang
pendidikan. Demi memperbaiki mutu pendidikan Abdullah Ahmad memasukan empat
orang guru berbangsa belanda disamping dua orang Indonesia yang memiliki ijazah
His pertama yang di dirikan oleh organisasi Islam. Setahun berikutnya mendapat
subsidi penuh dari Gubernur. Selain itu Sultan Mahmud II juga mengirim
siswa-siswa ke Eropa untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi langsung
dari sumber pengembangannya.
Muhammad Ali
Pasya dalam rangka memperkuat kedudukannya dan sekaligus melaksanakan
pembaharuan pendidikan di Mesir mengadakan pembaharuan dengan jalan mendirikan
sekolah yang meniru system pendidikan dan pengajaran barat dengan memasukkan
ilmu pengetahuan modern ke dalam Al-Azhar dan dengan memperkuat didikan agama
di sekolah-sekolah pemerintah, jarang yang memisah golongan ulama dari golongan
ahli ilmu modern akan dapat diperkecil.
c) Usaha
Pembaharuan Pendidikan Yang Berorientasi Pada Nasionalisme. Rasa nasionalisme
timbul bersamaan dengan perkembangannya pada kehidupan modern dan dimulai dari
barat. Islam menghadapi kenyataan bahwa mereka terdiri dari berbagai bangsa
yang berbeda latar belakang dan sejarah perkembangan kebudayaannya. Disamping
itu, adanya keyakinan dikalangan pemikir pembaharuan dikalangan umat Islam,
bahwa pada hakekatnya ajaran Islam bisa diterapkan dan sesuai dengan segala
zaman dan tempat.
2.5. Tokoh dan
Sasaran Pembaharuan Pendidikan Islam.
Tokoh
pembaharuan pendidikan Islam bercorak modernis. Sejalan dengan pembahruan
pendidikan Islam penuh dilakukan pada 3 wilayah kerajaan besar yaitu kerajaan
Usmani, Mesir, India.
2.6 Pembaruan islam di Wilayah Turki
Pembaharuan Islam di Turki, pada mulanya merupakan pergolakan politik yang
melibatkan para pembaharu (kaum modernis) yang menghendaki adanya adopsi pola
Eropa yang dipandang telah maju dan pihak penguasa di sisi lain yang tidak
menghendaki adannya pengaruh kekuatan kristen eropa atas kaum muslimin yang
dipelopori oleh Sultan Sulaiman al-Qanuni, yang terjadi pada abad ketujuh
belas. Namun pada abad kedelapan belas dan terutama abad kesembilan belas,
kelompok modernis muncul dengan terang-terangan dan akhirnya muncul sebagai
pemenang.
Sultan Salim III (1789 – 1807 M) memperkenalkan program pembaharuan yang
pertama, dikenal dengan nama Nizam-I Jedid. Rencana pembaharuan ini
meliputi pembentukan korp militer baru, perluasan sistem perpajakan dan
pelatihan untuk mendidik para kader bagi rezim baru. Namun rencana ini ternyata
tidak didukung oleh para ulama dan kelompok militer Yennisseri,
yang akhirnya ia sendiri menjadi korban dan digulingkan. Meskipun demikian,
program pembaharuan tersebut dilaksanakan pada periode Sultan Mahmud II (1808
–1803 M) setelah berhasil menghancurkan kelompok militer Yennisseri.
Pada masa Sultan Mahmud II ini, pembaharuan dipusatkan pada berbagai
perubahan internal. Perbaikan internal tersebut difakuskan pada rekonstruksi
kekuatan angkatan bersenjata kerajaan. Sistem militer yang diterapkannya adalah
kekuatan muliter model Eropa. Pembaharuan di bidang militer ini kemudikan
dilanjutkan dengan mendirikan sekolah militer (1830), Akademi Militer (1840)
dan juga pengiriman pelajar-pelajar ke Eropa untuk belajar kemiliteran.
Selanjutnya Sultan Mahmud II mengadakan perbaikan di bidang pendidikan yang
didorong untuk memenuhi kebutuhan pendidikan untuk para pejabat militer dan
dokter militer. Untuk mendukung upaya ini maka pada tahun 1827 didirikan
Sekolah kedokteranTibbane-I Amire dan sekolah teknik Mubendisane di
Istanbul untuk mendidik dokter-dokter militer. Kemudia diikuti dengan pendirian
sekolah-sekolah lainya, yaitu; Sekolah musik Muzika-I Humayun Maktabi dan
Akademi Militer Kerajaan Mektab-I Ulum-Harbiye(1834), dan
sekolah-sekolah ilmu pengetahuan umu seperti Mektebi Ma`arif, Mekteb-I
Ulum-I Edebiye, dan lainnya.
Pembaharuan penting yang dilakukan Sultan Mahmud II dan kemudian mempunya
pengaruh yang besar pada perkembangan pembaharuan di kerajaan Turki Usmani
adalah perubahan di bidang pendidikan. Madrasah tradisional yang sebelumnya
hanya mengajarkan ilmu agama saja, kurikulumnya diperbaharui dengan memasukkan
sains dan teknologi modern.
Usaha pembaharuan pendidikan di Turki ini kemudian dilanjutkan pada masa
Tanzimat, dengan para pemukanya seperti Mustafa Rasyid Pasya, Mustafa Sami dan
Mehmed Sadik Rifat Pasya. Hal menarik dari pembaharuan di bawah kepemimpinan
Tanzimat adalah dipersandingkannya siswa muslim dan non-muslim yang merupakan
hal baru bagi rakyat Turki saat itu.
Beberapa bentuk pembaharuan penting dalam bidang pendidikan di Turki
pada dasawarsa pertama abad ke-20 dapat diuraikan secara ringkas sebagai
berikut:
1. Pada tahu 1913 diundangkannya peraturan mengenai pendidikan dasar yang
bberupa pengenalan terhadap pendidikan modern.
2. Antara tahun 1913 – 1919 dilakukan pengorganisasian terhadap pendidikan
anak perempuan.
3. Pada tahun 1924 dikeluarkannya undang-undang penyatuan pendidikan, maka
seluruh sekolah agama/Madrasah, baik yang dikelola Kementrian wakaf atau
yayasan wakaf swasta ditutup. Dalam sistem penyatuan ini bukanlah melakukan
interaksi atau sintesis dualisme sistem pendidikan tradisional dan modern,
tetapi menghilangkan salah satu pihak, dalam hal ini pendidikan tradisional.
Tokoh di balik kebijakan ini adalah Mustafa Kemal at-Taturk dan Ismed Inonu.
2.7 Pembaruan islam di Wilayah Pakistan
Pakistan adalah Republik Islam, yang
lahir sebagai dominon yang berpemerintahan terpisah dari india. Ideologi
nasionalnya adalah nasionalisme muslim bukan sekuler.[6] Untuk
itu negara berupaya keras untuk mengimplementasikan ajaran-ajaran yang
bersumberkan pada al-Qur`an dan as-Sunnah dalam kehidupan modern dalam berbagai
aspeknya.
Dalam soal pendidikan, ditekankan bahwa
pendidikan di Pakistan harus berdasarkan dan bertujuan untuk merealisasikan
cita-cita pendidika republik Pakistan. Untuk itu, sistem pendidikan yang
dikembangkan harus dijiwai oleh semangat Islam yang menekankan pada ukhuwah
Islamiyah, keadilan sosial dan toleransi. Atas dasar itu, maka kebijaksanaan
pendidikan di Pakistan menetapkan bahwa pendidikan agama diwajibkan untuk semua
pelajar muslim di semua tingkat sistem pendidikan, menciptakan sistem
pendidikan nasional yang terpadu yang menjembatani dua sistem/aliran yang telah
lama berjalan, yaitu aliran tradisional/keagamaan dan aliran modern/ilmiah, dan
juga diadakannya pemisahan pendidikan untuk putra dan putri.
2.8 Pembaruan
islam di Wilayah di India
Berbeda dengan Turki, pendidikan yang
dikembangkan oleh pemuka gerakan Mujahidin adalah untuk pemurnian Tauhid yang
dianut umat Islam India dari paham-paham salah yang dibawa tarikat dan
keyakinan animisme lama. Untuk itu Maulana Muhammad Qasim Nanau Tawi mendirikan
sebuah madrasah di Deoband pada tahun 1867 yang selanjutnya ditingkatkan
menjadi perguruan tinggi agama Islam Darul Ulum Deoband.[4]
Kurikulum madrasah Deoband merupakan
gabungan studi ilmu-ilmu Islam dengan sejumlah pelajaran rasional seperti
logika, filsafat dan sains. Deoband mencerminkan keseimbangan antara program
inovatif dan responsif terhadap perkembangan zaman baru dan kesetiaan terhadap
gagasan-gagasan muslim tradisional. Beberapa ciri sekolah Deoband sebagai
sebuah institusi fisik dengan sebuah bangunan yang khas dan perpustakaan pusat,
staf dan pegawai profesional yang tetap, kurikulum pelajaran yang berjenjang,
sistem ujian dan penghargaan masyarakat umum.[5]
Selanjutnya Sir Sayyid Ahmad Khan
memberikan perhatian terhadap pendidikan ala barat. Pada tahun 1878, ia
mendirikan sekolah Muhammadean Anglo Oriental College (MAOC)
di Aligarrh. Perguruan ini berusaha memadukan studi keislaman dan bahasa
Inggris, maka bahasa yang dipakainya bahasa Inggris, begitupun guru dan
staffnya banyak dari kalangan Inggris. Dan sistem MAOC ini terus dikembangkan
oleh generasi setelah Sir Sayyid Ahmad Khan, yakni Nawab Muhsin al-Mulk
meskipun pada masa Vigar al-Mulk terjadi pertentangan dengan pihak Inggris,
namun pola pendidikan MAOC masih tetap terus berlanjut.
Ada beberapa hal konflik dalam
pendidikan dan emtode dalam pendidika di dunia antara lain
1)
Purifikasi
Purifikasi
atau permurnian ajaran islam telah mendapat tekanan serius dari Muhammad Abduh
yang berkaitan dengan munculnya bid’ah dan khurafah yang
masuk dalam kehidupan beragama kaum muslim. Kaum muslim tak perlu mempercayai
adanya karomah yamg di miliki para wali atau kemampuan mereka sebagai perantara
(washilah) kepada allah. Dalam pandangan Muhammad Abduh, seorang muslim
diwajibkan menghindarkan diri dari perbuatan syirik (QS. 6:79).
2)
Reformasi
Reformasi
pendidikan islam di fokuskan Muhammad Abduh pada universitas almamaternya, al-azhar.
Muhammad Abduh menyatakan bahwa kewajiban belajar itu tidak hanya mempelajari
buku-buku klasik berbahasa arab yang berisi dogma ilmu kalam untuk membela
islam. Akan tetapi, kewajiban belajar juga terletak pada mempelajari
sains-sains modern, serta sejarah dan agama eropa, agar diketahui sebab-sebab
kemajuan yang mereka capai.
3)
Pembelaan Islam
Muhammad
Abduh lewat Risalah Al-Tauhidny tetap mempertahankan potret
diri islam. Hasrat untuk menghilangkan unsur-unsur asing merupakan bukti bahwa
dia tetap yaqin dengan kemandirian islam. Muhammad Abduh terlihat tidak pernah
menaruh perhatian terhadap paham-paham filsafat anti agama yang marak di eropa.
Dia lebih tertarik memperhatikan serangan-serangan terhadap agama islam dari
sudut keilmuan.
4)
Reformulasi
Agenda
reformulasi tersebut dilaksanakan Muhammad Abduh dengan cara membuka kembali
pintu ijtihad. Muhammad Abduh dengan reformulasinya menegaskan bahwa islam
telah membangkitkan akal pikiran manusia dari tidur panjangnya. Manusia
tercipta dalam keadaan tidak terkekang.
c). Wilayah
India.
Pembaharuan
pendidikan Islam di India bertujuan menghilangkan diskriminasi pendidikan Islam
tradisionalis dengan pendidikan sekuler.
Adapun yang
menjadi tokoh pembaharuan di India
- Sayyid
Akhmad Khan (1817 – 1898 M). Ia berpendapat bahwa peninggkatan kedudukan
umat Islam di India dapat diwujudkan dengan bekerjasama dengan Inggris.
Kemudian mendirikan lembaga pendidikan, sekolah Inggris mudarabbah 1864.
kemudian mendirkan pula Scientific Society, mendirikan lembaga pendidikan
yang didalamnya ilmu pengetahuan umum. Itulah beberapa orang tokoh
pembaharuan yang banyak mengadopsi tata cara dan pengetahuan yang datang
dari barat.
2.8. Dualisme
Sistem Pendidikan Islam
Sebagai
akibat dari usaha pembaharuan pendidikan Islam dalam rangka untuk mengejar
kekurangan dan ketinggalan dari dunia barat dalam segala aspek kehidupan, maka
terdapat kecenderungan adanya dualisme dalam sistem pendidikan Islam. Usaha
pendidikan modern yang berorientasi pada tiga pola pemikiraan (Islam murni,
barat, dan nasionalisme) yang mengambil pola sistem pendidikan barat dengan
menyesuaikan Islam dan kepentingan nasional.
Sistem
pendidikan modern, dilaksnakan pemerintah untuk memenuhi tenaga ahli untuk
kepentingan pemerintah dengan menggunakan kurikulum dan mengembangkan ilmu
pengetahuan modern. Sedangkan sisten pendidikan tradisional, tetep
mempertahankan kurikulum tradisional yang hanya memberikan pendidikan dan
pengarahan keagamaan pada madrasah dan pondok pesantren. Dualisme dan pola
pendidikan ini yang mewarnai pendidikan Islam di Negara Islam di zaman modern.
Usaha
pendidikan untuk memadukan antara kedua sistem itu telah diadakan dengan jalan
memasukkan kurikulum ilmu pengetahuan modern kedalam sistem pendidikan
tradisional yang berangsur-angsur mengarah kesistem pendidikan modern.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari uraian pembahasan pada
bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Hal mendasar yang yang melatar belakangi
terjadinya berbagai gerakan pembaharuan Islam adalah lahir dari fenomena
kemunduran dunia Islam itu sendiri dan berpindahnya adikuasa peradaban umat
manusia ke tangan Barat, akibat pergolakan sosial politik yang terjadi.
Sehingga menumbuhkan kesadaran para pemikir Islam untuk bangkit kembali menuju
kejayaan Islam.
2. Pembaharuan pendidikan Islam di Turki
diawali dengan pergulatan pembaharuan bidang politik yang melibatkan pihak
penentang pengaruh Eropa dan tokoh-tokoh modernis yang menghendaki mengadopsi
pola Eropa, yang akhirnya terjadi penyatua sistem pendidikan, yakni sistem
modern ala Barat dan dihapusnya sistem pendidikan tradisional, dengan istilah
“penyatuan”.
3. Pembaharuan pendidikan Islam di India
diwujudkan dengan penggabungan sistem pendidikan tradisional dengan sistem
modern, yakni adopsi Inggris. Namun memiliki kecenderungan ke sistem Baratnya.
4. Pakistan menciptakan sistem pendidikan
nasional yang terpadu yang menjembatani dua sistem/aliran yang telah lama
berjalan, yaitu aliran tradisional/keagamaan dan aliran modern/ilmiah, yang
wajib mengacu pada nilai-nilai Islami.
DAFTAR PUSTAKA
Http:// fauzanma-fitku in Jakarta. Blogspot. Com/2009/04/Pembaharuan Pendidikan Islam.html
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: logos,1999
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, bulan bintang Jakarta. 1982.
Asraha Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: logos Cet. 1. 1999.
Azra Azyumardi.Surau Ditengah Krisis, Pesantren Dalam Perspektif Masyarakat. Jakarata: P3m.1985.
Publisher
Lampiran
Best Casino Games for Real Money | DeccasinoCasino.com
BalasHapusPlay the best online casino games at DeccasinoCasino. febcasino You can enjoy this 메리트카지노총판 game by playing real money games 메리트카지노 on all platforms.