Selasa, 25 Oktober 2016

Ilmu Jiwa Agama


Ilmu Jiwa Agama
Ruang Lingkup Dan Kegunaannya
stai an-nur lampung.jpg











Flowchart: Multidocument: Disusun Oleh : AHMADI
Mapel  : Spikologi Agama
Judul Makalah : Ilmu Jiwa Agama Ruang  
  Lingkup Dan Kegunaannya
Pembimbing : Mulyana,M.Pd.I
 



KATA PENGANTAR


            AssalamualaikumWr. Wb

            Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat-Nya, karena atas izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran agar menjadi koreksi dan peningkatan penulis dalam pembuatan makalah selanjutnya.

            WassalamualaikumWr. Wb






Nyukang Harjo, 15 September 2016
                                               Penulis

Ahmadi









Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………
Daftar Isi  …………………………………………………………………...........................................................

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………….
A.      Latar Belakang ……………………………………………………....................................................
B.      Permasalahan ……… …………………………………………………………………………………..
C.      Tujuan ……………………………………………………………………………...…….........................

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………...........................
A.      Pengertian  ilmu jiwa agama ………….......……………….………………..……………………
B.      Ruang lingkup dan kegunaannya  …. …………………….………………….…………………

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………………………...
        Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………
Lampiran ……………………………………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………………..
1
2

3
3
4
4

5
5
7

9
9
10
11




BAB I
PENDAHULUAN


A.           Latar Belakang

Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbagan manusia dilandasi kepercayan beragama. sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuaan akan beragama tertanam dalam dirinya. Kesetabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah kesetabilan yang statis. adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki persepektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.

Dalam syari’at Islam masalah pemilihan jodoh sudah diatur sedemikian rupa. Jika mereka yag sedang mencari jodoh hendaknya menerapkan atau mempraktikan apa yang diajarkan dalam syari’at Islam, maka perkawinan akan berada di puncak keharmonisan, kecintaan, dan keserasian, serta kenyamanan dalam beribadah.
Aspek yang sangat penting bagi janin sebelum lahir di dunia nyata sebenarya adalah naluri agama. Naluri agama sudah ada sejak janin belum lahir di dunia. Hendaknya orang tua selalu mendekatkan diri kepada Tuhan yang nantinya akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya.





B.            Permasalahan
1.      Apa yang dimaksud dengan Ilmu Jiwa Agama?
2.      Apa ruang lingkup Ilmu Jiwa Agama?
3.      Apa Kegunaan/tujuan Ilmu  Jiwa Agama?



C.           Tujuan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan Ilmu  Jiwa Agama
2.      Mengetahui apa ruang lingkup Ilmu  Jiwa Agama
3.      Mengetahui apa Kegunaan/tujuan Ilmu Jiwa Agama.



























BAB II
PEMBAHASAN


A.     Pengertian Ilmu Jiwa Agama

1). Ilmu
            Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidaklah tiap setiap pengetahuan itu dapat dinamakan ilmu. Perbandingan antara ilmu dengan pengetahuan adalah seperti antara perbandingan sungai dengan parit. Sungai luas parit sempit, sungai dalam, parit dangkal, isi sungai banyak, isi parit sedikit. Ilmu itu luas dan mendalam sedangkan pengetahuan itu sempit dan dangkal, ilmu bersistem dan bermetode tertentu sedangkan pengetahuan tidak bersistem dan tidak bermetode. Kebenaran ilmu itu universal sedangkan kebenaran pengetahuan terikat pada tempat dan waktu tertentu.(akmal hawi hal 6)
            Encyclopedia of Social Sciences merumuskan pengertian ilmu itu dengan dua cara, yaitu pengertian luas dan pengertian sempit. Ilmu dalam arti luas adalah semua pengetahuan yang tersusun dan dapat dipercaya kebenarannya. Ilmu dalam arti sempit adalah hukum-hukum umum yang membentuk hubungan-hubungan antara berbagai fakta yang beraneka ragam. Lumberg dalam bukunya Foundation of Sosiology merumuskan pengertian ilmu, yaitu suatu kesatuan proposisi yang telah diuji kebenarannya yang tersusun secara logis menjadi suatu sistem yang self consistent dan cocok dengan hasil observasi empiris. .(akmal hawi hal 6)
           
2). Jiwa
            Didalam Al-Qur’an terdapat empat istilah bagi jiwa,yaitu ruh, fuadun, nafsun,qalbun. Istilah ruh dipakai terhadap jiwa yang tidak bersama jasad. Istilah Fuadun dipakai terhadap jiwa dengan penjelasan fungsi utamanya sebagai pengetahuan. Istilah nafsun dipakai terhadap jiwa sebagai satu kesatuan dan istilah qalbun dipakai terhadap jiwa dari sistem  kerjanya yang putar balik, dari luar ke dalam dan kembali keluar. .(akmal hawi hal 69)

            Dari pemeriksaan terhadap istilah ruh,nafsun,qalbun dan fuadun didalam Al-Qur’an,maka dapat diperoleh kejelasan :
1)      Keempat macam istilah itu mempunyai pengertian inti yang sama,yaitu jiwa.
2)      Penentuan nilai diri individu adalah jiwa sehingga jika jiwa itu tidak difungsikan sebagaimana mestinya maka nilai individu itu sama saja dengan hewan.
3)      Pada jiwa itu terdapat bagian-bagian yang masing-masing yang mempunyai tugas tertentu :
a.       Rasa, bertugas sebagai penghubung dan pengikat;
b.      Akal, bertugas mengenali, membuat menjadi jelas terang;
c.       Kehendak, bertugas menjadi pemilih,mengarahkan,penunjang;
d.      Ingatan, bertugas menjadi pemegang hasil kerja jiwa.
4)      Di jiwa berlangsung proses pengenalan, proses pengambilan keputusan, dan proses pelaksanaan keputusaan itu.
5)      Jalan berlangsungnya proses itu adalah rangsangan dari objek-alat-indera-urat syaraf-rasa-akal-kehendak-rasa-urat syaraf-zahir kepermukaan atau tampak dari luar. Dari luar menuju kedalam dan kembali keluar.
Peranan jiwa terhadap jasad adalah seperti peranan sopir terhadap mobil, sehingga jika benar jalan kerja yang ditempuh jiwa akan sampaikepada kebenaran yang digariskan oleh allah dan karenanya menjadi menuruti kebenaran dari Allah. .(akmal hawi hal 85)

3.). Agama
            Harun Nasution menurut pengertian agam berdasarkan asal kata, yaitu al-din, religi (relegere,religare) dan agama.Al-din (semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (latin) ata relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian relegere berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a= tidak; gam= pergi) mengandungt arti tidak pergi, tetap ditempat atau diwarisi turun-temurun.(Harun Nasution,1974:9-10).
            Secara definitif, menurut Harun Nasution, agama adalah :
         1.         Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi.
         2.         Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
         3.         Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada pada luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
         4.         Kepercayaan pada sesuatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu
         5.         Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari sesuatu kekuatan gaib.
         6.         Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib.
         7.         Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
         8.         Ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul (Harun Nasution: 10) (Jalaluddin hal:12)

B.     Ruang Lingkup Dan Kegunaannya

            Sebagai disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama memilki ruang lingkup pembahasannya tersendiri yang dibedakan dari disiplin ilmu yang mempelajari masalah agama yang lainnya. Sebagai contoh, dalam tujuannya psikologi agama dan ilmu perbandingan agama memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda, yakni mengembangkan pemahaman terhadap agama dengan mengaplikasikan metode-metode penelitian yang bertipe bukan agama dan bukan teologis. Bedanya adalah, bila ilmu perbandingan agama cenderung memusatkan perhatiannya pada agama-agama primitif dan eksotis tujuannya adalah untuk mengembangkan pemahaman dengan perbandingan suatu agama dengan agama lainnya. Sebaliknya npsikologi agama, seperti pernyataan Robert H.Thouless, memusatkan kajiannya pada agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok atau masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap prilaku keagamaan tersebut dengan menggunakan pendekatan psikologi (Robert H,Thouless:25). (jalaludin hal:15)
            Menurut Zakiah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama meliputi kajian mengenai : (jalaludin hal:16)

1.      Bermacam-macam emosi yang menjalar diluar kesadaran yang ikut menyertai kehidupan beragama orang biasa (umum), seperti rasa lega dan tentram sehabis sembahyang, rasa lepas dari ketegangan batin sesudah berdo’a atau membaca ayat-ayat suci, perasaan tenang, pasrah dan menyerah setelah berdzikir dan ingat kepada Allah ketika mengalami kesedihan dan kekecewaan yang bersangkutan.

2.      Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap tuhannya, misalnya rasa tenteram dan kelegahan batin.


         3.         Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang.
         4.         Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
         5.         Meneliti dan mempelajari bagaiman pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya.
























BAB III
KESIMPULAN


Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwasannya Ilmu Berati Pengetahuan jiwa berarti ruh dan agama berarti undang undang ate hokum. Dan dari kesimpulan diatas kita garis bawahi bahwasannya ilmu jiwa agama mempengaruhi kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang. dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan. Dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya

Dmikian yanga dapat saya saimpulkan kurang lebihnya mohon maklum.












Lampiran

















DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. Kedua, 1997.
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007
Elizabeth, HurlockB. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1980.
Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.

[1] Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 105
[2] Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 hal. 83
[3] Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 107- 108
[4] Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama,…. hal. 126
[5] Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 130
Diposkan oleh MAS ZAKI MUHYIDDIN di 18:26 http://wawansuand.blogspot.co.id/2013/04/makalah-ilmu-jiwa-agama.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar