|
Ilmu Jiwa Agama
|
Ruang
Lingkup Dan Kegunaannya
|

![]() |
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, karena atas izin-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tak
lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis
mengharapkan kritik dan saran agar menjadi koreksi dan peningkatan penulis
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
WassalamualaikumWr. Wb
Nyukang Harjo,
15 September 2016
Penulis
Ahmadi
Daftar Isi
Kata Pengantar
……………………………………………………………………………………………………
Daftar Isi
…………………………………………………………………...........................................................
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………………………………………….
A.
Latar Belakang
……………………………………………………....................................................
B.
Permasalahan ……… …………………………………………………………………………………..
C.
Tujuan
……………………………………………………………………………...…….........................
BAB II PEMBAHASAN
………………………………………………………………………...........................
A.
Pengertian ilmu
jiwa agama ………….......……………….………………..……………………
B. Ruang lingkup dan kegunaannya …. …………………….………………….…………………
BAB III PENUTUP
………………………………………………………………………………………………...
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
Lampiran
……………………………………………………………………………………………………….
Daftar
Pustaka ………………………………………………………………………………………………..
|
1
2
3
3
4
4
5
5
7
9
9
10
11
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia
memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan
manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia
lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama
karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui
adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan.
Sehingga keseimbagan manusia dilandasi kepercayan beragama. sikap orang dewasa
dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuaan akan beragama tertanam dalam
dirinya. Kesetabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan
seseorang, bukanlah kesetabilan yang statis. adanya perubahan itu terjadi
karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin
karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki
persepektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.
Dalam
syari’at Islam masalah pemilihan jodoh sudah diatur sedemikian rupa. Jika
mereka yag sedang mencari jodoh hendaknya menerapkan atau mempraktikan apa yang
diajarkan dalam syari’at Islam, maka perkawinan akan berada di puncak
keharmonisan, kecintaan, dan keserasian, serta kenyamanan dalam beribadah.
Aspek
yang sangat penting bagi janin sebelum lahir di dunia nyata sebenarya adalah
naluri agama. Naluri agama sudah ada sejak janin belum lahir di dunia.
Hendaknya orang tua selalu mendekatkan diri kepada Tuhan yang nantinya akan
berpengaruh pada janin yang dikandungnya.
B.
Permasalahan
1.
Apa
yang dimaksud dengan Ilmu Jiwa
Agama?
2.
Apa
ruang lingkup Ilmu Jiwa Agama?
3.
Apa Kegunaan/tujuan Ilmu Jiwa
Agama?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
apa yang dimaksud dengan Ilmu Jiwa Agama
2.
Mengetahui
apa ruang lingkup Ilmu Jiwa
Agama
3.
Mengetahui
apa Kegunaan/tujuan Ilmu Jiwa Agama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Jiwa Agama
1). Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan
tetapi tidaklah tiap setiap pengetahuan itu dapat dinamakan ilmu. Perbandingan
antara ilmu dengan pengetahuan adalah seperti antara perbandingan sungai dengan
parit. Sungai luas parit sempit, sungai dalam, parit dangkal, isi sungai
banyak, isi parit sedikit. Ilmu itu luas dan mendalam sedangkan pengetahuan itu
sempit dan dangkal, ilmu bersistem dan bermetode tertentu sedangkan pengetahuan
tidak bersistem dan tidak bermetode. Kebenaran ilmu itu universal sedangkan
kebenaran pengetahuan terikat pada tempat dan waktu tertentu.(akmal hawi hal 6)
Encyclopedia of
Social Sciences merumuskan pengertian ilmu itu dengan dua cara, yaitu
pengertian luas dan pengertian sempit. Ilmu dalam arti luas adalah semua
pengetahuan yang tersusun dan dapat dipercaya kebenarannya. Ilmu dalam arti
sempit adalah hukum-hukum umum yang
membentuk hubungan-hubungan antara
berbagai fakta yang beraneka ragam.
Lumberg dalam bukunya Foundation of
Sosiology merumuskan pengertian ilmu, yaitu suatu kesatuan proposisi yang telah diuji kebenarannya yang tersusun secara logis menjadi suatu sistem yang self consistent dan cocok dengan
hasil observasi empiris. .(akmal hawi hal 6)
2).
Jiwa
Didalam Al-Qur’an terdapat
empat istilah bagi jiwa,yaitu ruh, fuadun, nafsun,qalbun. Istilah ruh dipakai terhadap jiwa yang tidak
bersama jasad. Istilah Fuadun dipakai
terhadap jiwa dengan penjelasan fungsi utamanya sebagai pengetahuan. Istilah
nafsun dipakai terhadap jiwa sebagai satu kesatuan dan istilah qalbun dipakai
terhadap jiwa dari sistem kerjanya yang
putar balik, dari luar ke dalam dan kembali keluar. .(akmal hawi hal 69)
Dari pemeriksaan terhadap istilah ruh,nafsun,qalbun dan
fuadun didalam Al-Qur’an,maka dapat diperoleh kejelasan :
1)
Keempat
macam istilah itu mempunyai pengertian inti yang sama,yaitu jiwa.
2)
Penentuan
nilai diri individu adalah jiwa sehingga jika jiwa itu tidak difungsikan
sebagaimana mestinya maka nilai individu itu sama saja dengan hewan.
3)
Pada
jiwa itu terdapat bagian-bagian yang masing-masing yang mempunyai tugas
tertentu :
a.
Rasa,
bertugas sebagai penghubung dan pengikat;
b.
Akal,
bertugas mengenali, membuat menjadi jelas terang;
c.
Kehendak,
bertugas menjadi pemilih,mengarahkan,penunjang;
d.
Ingatan,
bertugas menjadi pemegang hasil kerja jiwa.
4)
Di
jiwa berlangsung proses pengenalan, proses pengambilan keputusan, dan proses
pelaksanaan keputusaan itu.
5)
Jalan
berlangsungnya proses itu adalah rangsangan dari objek-alat-indera-urat
syaraf-rasa-akal-kehendak-rasa-urat syaraf-zahir kepermukaan atau tampak dari
luar. Dari luar menuju kedalam dan kembali keluar.
Peranan jiwa terhadap jasad
adalah seperti peranan sopir terhadap mobil, sehingga jika benar jalan kerja
yang ditempuh jiwa akan sampaikepada kebenaran yang digariskan oleh allah dan
karenanya menjadi menuruti kebenaran dari Allah. .(akmal hawi hal 85)
3.).
Agama
Harun Nasution menurut
pengertian agam berdasarkan asal kata, yaitu al-din, religi (relegere,religare)
dan agama.Al-din (semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam
bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang,
balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi
(latin) ata relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian relegere berarti mengikat. Adapun kata
agama terdiri dari a= tidak; gam= pergi) mengandungt arti tidak pergi, tetap
ditempat atau diwarisi turun-temurun.(Harun Nasution,1974:9-10).
Secara definitif, menurut Harun Nasution, agama adalah :
1.
Pengakuan
terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi.
2.
Pengakuan
terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
3.
Mengikat
diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang
berada pada luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
4.
Kepercayaan
pada sesuatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu
5.
Suatu
sistem tingkah laku (code of conduct)
yang berasal dari sesuatu kekuatan gaib.
6.
Pengakuan
terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan
gaib.
7.
Pemujaan
terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut
terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
8.
Ajaran-ajaran
yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul (Harun Nasution: 10)
(Jalaluddin hal:12)
B. Ruang Lingkup Dan
Kegunaannya
Sebagai disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama
memilki ruang lingkup pembahasannya tersendiri yang dibedakan dari disiplin
ilmu yang mempelajari masalah agama yang lainnya. Sebagai contoh, dalam
tujuannya psikologi agama dan ilmu perbandingan agama memiliki tujuan yang
tidak jauh berbeda, yakni mengembangkan pemahaman terhadap agama dengan
mengaplikasikan metode-metode penelitian yang bertipe bukan agama dan bukan
teologis. Bedanya adalah, bila ilmu perbandingan agama cenderung memusatkan
perhatiannya pada agama-agama primitif dan eksotis tujuannya adalah untuk
mengembangkan pemahaman dengan perbandingan suatu agama dengan agama lainnya.
Sebaliknya npsikologi agama, seperti pernyataan Robert H.Thouless, memusatkan
kajiannya pada agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok atau masyarakat itu
sendiri. Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap prilaku keagamaan tersebut
dengan menggunakan pendekatan psikologi (Robert H,Thouless:25). (jalaludin
hal:15)
Menurut Zakiah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi
lapangan kajian psikologi agama meliputi kajian mengenai : (jalaludin hal:16)
1.
Bermacam-macam emosi yang
menjalar diluar kesadaran yang ikut menyertai kehidupan beragama orang biasa
(umum), seperti rasa lega dan tentram sehabis sembahyang, rasa lepas dari
ketegangan batin sesudah berdo’a atau membaca ayat-ayat suci, perasaan tenang, pasrah
dan menyerah setelah berdzikir dan ingat kepada Allah ketika mengalami
kesedihan dan kekecewaan yang bersangkutan.
2.
Bagaimana perasaan dan
pengalaman seseorang secara individual terhadap tuhannya, misalnya rasa
tenteram dan kelegahan batin.
3.
Mempelajari,
meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati
(akhirat) pada tiap-tiap orang.
4.
Meneliti
dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang
berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi
pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
5.
Meneliti
dan mempelajari bagaiman pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci
kelegaan batinnya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwasannya Ilmu Berati Pengetahuan jiwa
berarti ruh dan agama berarti undang undang ate hokum. Dan dari kesimpulan
diatas kita garis bawahi bahwasannya
ilmu jiwa agama mempengaruhi
kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang. dan
perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka
serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah
lakunya dalam kehidupan. Dan mempengaruhi
penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya
Dmikian yanga dapat saya saimpulkan kurang lebihnya
mohon maklum.
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, Cet. Kedua, 1997.
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004.
Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007
Elizabeth, HurlockB. Psikologi Perkembangan. Jakarta:
Erlangga, 1980.
Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar
Maju.
Diposkan oleh MAS ZAKI MUHYIDDIN di 18:26 http://wawansuand.blogspot.co.id/2013/04/makalah-ilmu-jiwa-agama.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar