Transfer Belajar
|
September
15
2016
|
|
![]() |
|
|

KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, karena atas izin-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul TRANSFER BELAJAR ini dengan tepat waktu.
Tak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan
saran agar menjadi koreksi dan peningkatan penulis dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
WassalamualaikumWr. Wb
Kota Batu, 15 September 2016
Penulis
Triyono
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………
Daftar Isi
…………………………………………………………………...........................................................
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………….
A.
Latar Belakang
……………………………………………………....................................................
B.
Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………..
C.
Tujuan ……………………………………………………………………………...…….........................
D.
Manfaat ……………. ……………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………...........................
A.
Pengertian Transfer
Belajar ……...……………………………………….………………………
B. Macam-macam
Transfer belajar………………………...………………….……………………
C.
Beberapa pandangan
tentang transfer belajar..............................................................
D.
Faktor-faktor yang
berperanan dalam transfer belajar
...........................................
BAB III PENUTUP
………………………………………………………………………………………………...
A.
Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………
B.
Saran ………………………………………………………………………………………………………..
Lampiran
……………………………………………………………………………………………………….
Daftar
Pustaka ………………………………………………………………………………………………..
|
1
2
3
3
4
5
5
6
6
7
9
11
13
13
13
14
15
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah
Transfer belajar berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari
matapelajaran yang satu ke mata pelajaran yang lain atau dari kehidupan
sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini
menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh
dan dapat dipindahkan tersebut, dapat berupa pengetahuan,kemahiran intelektual,
keterampilan motorik atau afektif .Sehubungan dengan pentingnya transfer
belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan
kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Karena transfer belajar penting bagi perkembangan ketrampilan anak maka penulis
ingin mengambil judul Transfer Belajar .
Istilah transfer belajar berasal dari bahasa
inggris “transfer of learning” yangberarti : pemindahan atau pengalihan hasil
belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain
atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan sekolah. Pemindahan
atau pengalihan ini menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar yang
diperoleh, digunakan di suatu bidang atau situasi diluar lingkup bidang studi
dimana hasil itu mula-mula diperoleh. Misalnya, hasil belajar bidang studi
geografi, digunakan dalam mempelajari bidang studi ekonomi; hasil belajar dicabang
olahraga main bola tangan, digunakan dalam belajar main basket; hasil belajar
dibidang fisika dan kimia, digunakan dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
Hasil studi yang dipindahkan atau dialihkan itu dapat berupa pengetahuan
(informasi verbal), kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif,
ketrampilan motorik dan sikap. Berkat pemindahan dan pengalihan hasil belajar
itu, seseorang memperoleh keuntungan atau mengalami hambatan dalam mempelajari
sesuatu dibidang studi yang lain.
Transfer dalam belajar ada yang
bersifat positif dan ada yang negatif. Transfer belajar disebut positif jika
pengalaman-pengalaman atau kecakapan-kecakapan yang telah dipelajari dapat
diterapkan untuk mempelajari situasi yang baru, contoh ketampilan mengendarai sepeda
motor, akan mempermudah belajar mengendarai kendaraan bermotor roda empat. Atau
dengan kata lain, respon yang lama dapat memudahkan untuk menerima stimulus
yang baru. Disebut transfer negatif jika pengalaman atau kecakapan yang lama
menghambat untuk menerima pelajaran/kecakapan yang baru. Contoh ketrampilan
mengemudikan kendaraan bermotor dalam arus lalu lintas yang bergerak di sebelah
kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama tinggal di indonesia, akan
menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila ia dipindah ke salah satu negara
eropa barat, yang arus lalu lintasnya bergerak disebelah kanan jalan.
B. RUMUSAN MASALAH
Sehubungan
dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus
membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pelu diciptakan kondisi yang
memungkinkan transfer belajar positip dapat terjadi. Apa saja harus
diperhatikan seorang guru agar proses transfer belajar berlangsung secara
positif ?seorang guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif untuk terjadinya
tansfer beberapa hal yang harus diperhatikan adalah kemampuan si belajar.
Keefektifan /
kelancaran atau kemudahan transfer banyak dipengaruhi oleh kemampuan awal siswa
atau pengetahuan yang lebih dahulu diketahui atau dikuasai. Suatu transfer akan
mudah terjadi bila siswa sudah memiliki kemampuan awal yang berhubungan dengan
materi tersebut. Oleh karenanya untuk memudahkan proses transfer guru perlu
mengetahui terlebih dahulu kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan
diajarkan.
Kebermaknaan materi/bidang
studi bagi si belajar
Transfer belajar akan terjadi dengan
lancar bila siswa merasakan/mengetahui kebermaknaan materi yang dipelajari bagi
dirinya atau kehidupannya. Adanya makna/arti terhadap materi yang dipelajari
akan menjadi pendorong bagi siswa untuk mempelajari materi tersebut.
Kebermaknaan ini pun akan memperlancar proses transfer.Cara Mengajar.
Transfer akan mudah terjadi bila penyajian
materi dilakukan guru dengan menarik dan menggunakan berbagai matode yang
bervariasi sehingga menarik dan meninggalkan kesan yang positif bagi siswa.
Cara mengajar ini berhubungan dengan kemampuan guru untuk mengkaitkan materi
pelajaran dengan kondisi / keadaan siswa yang dapat memotivasi siswa terlibat
aktif dalam proses pembelajaran.Dari uraian diatas akan di bahas lebih lanjut
pada bab selanjutnya tentang pengertian transfer belajar, macam-macam transfer
belajar, beberapa pandangan tentang transfer belajar serta beberapa faktor yang
mempengaruhi proses transfer belajar dalam diri peserta didik.
C.
TUJUAN
Dari makalah ini bertujuan agar pembaca lebih paham tentang pengertian,
macam-macam, pandangan dan faktor yang mempengaruhi dari transfer belajar.
D.
MANFAAT
Adanya makalah ini bermanfaat agar guru lebih bisa menciptakan lingkungan
belajar yang efektif dan kondusif agar tercipta transfer belajar yang positif
agar dapat mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Transfer Belajar
Istilah “transfer
belajar” berasal dari bahasa Inggris “transfer of learning”
dan berarti ; pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam
bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan
sehari-hari. Pemindahan atau pengalihan itu menunjuk pada kenyataan, bahwa
hasil belajar yang diperoleh,digunakan di suatu bidang studi atau situasi di
luar lingkup pendidikan. Pemindahan atau pengalihan itu menunjuk pada
kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh, digunakan di suatu bidang atau
situasi di luar lingkup bidang studi di mana hasil itu mula-mula diperoleh.
Kata “pemindahan ketrampilan” tidak berkonotasi hilangnya ketrampilan melakukan
sesuatu pada masa lalu karena diganti dengan ketrampilan baru pada masa
sekarang. Misalnya, hasil belajar di cabang olahraga main bola tangan,
digunakan dalam belajar main basket, dan lain-lain. Berkat pemindahan
atau pengalihan hasil belajar itu, seseorang memperoleh keuntungan atau
mengalami hambatan dalam Istilah transfer belajar berasal dari bahasa inggris
“transfer of learning” dan berarti : pemindahan atau pengalihan hasil belajar
yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke
kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan sekolah. Pemindahan atau
pengalihan ini menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh,
digunakan di suatau bidang atau situasi diluar lingkup bidang studi dimana
hasil itu mula-mula diperoleh. Misalnya, hasil belajar bidang studi geografi,
digunakan dalam mempelajari bidang studi ekonomi; hasil belejardicabang
olahraga main bola tangan, digunakan dalam belajar main basket; hasil belajar
dibidang fisika dan kimia, digunakan dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
Hasil studi yang dipindahkan atau dialihkan itu dapat berupa pengetahuan
(informasi verbal), kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif,
ketrampilan motorik dan sikap. Berkat pemindahan dan pengalihan hasil belajar
itu, seseorang memperoleh keuntungan atau mengalami hambatan dalam mempelajari
sesuatu dibidang studi yang lain.
Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pelu diciptakan kondisi yang memungkinkan transfer belajar positip dapat terjadi.
mempelajari sesuatu di bidang studi yang lain atau dalam pengaturan kehidupan sehari-hari.
Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pelu diciptakan kondisi yang memungkinkan transfer belajar positip dapat terjadi.
mempelajari sesuatu di bidang studi yang lain atau dalam pengaturan kehidupan sehari-hari.
B.
Macam-macam Transfer belajar
a.
Transfer positif
Transfer yang berefek lebih baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya.
Transfer positif yakni belajar dalam situasi yang dapat membantu belajar dalam
situasi-situasi lain. “Memperoleh keuntungan’ berarti bahwa pemindahan atau
pengalihan hasil belajar itu berperanan positif, yaitu mempermudah dan menolong
dalam menghadapi tugas belajar yang lain dalam kurikulum di sekolah atau dalam
mengatur kehidupan sehari-hari, transfer belajar demikian tersebut disebut
“transfer positif”.
Transfer positif, akan mudah terjadi pada diri seorang siswa apabila situasi
belajarnya dibuat sama atau mirip dengan situasi sehari-sehari yang akan
ditempati siswa tersebut kelak dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilan yang telah dipelajari di sekolah. Misalnya, siswa yang telah
pandai membaca Al-Qur’an akan secara otomatis mudah belajar Bahasa Arab, karena
ada kesamaan elemen (sama-sama bertulisan arab). Pengetahuan tentang letak
geografis suatu daerah, akan sangat membantu dalam memahami masalah
perekonomian yang dihadapi oleh penghuni daerah itu, ketrampilan mengendarai
sepeda motor akan mempermudah belajar mengendarai kendaraan roda empat.
b. Transfer negatif
Transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Transfer
negatif dapat dialami seorang siswa apabila ia belajar dalam situasi tertentu
yang memiliki pengaruh merusak atau mengalami hambatan terhadap
ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari. “Mengalami hambatan”
berarti bahwa pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu berperanan negatif,
yautu mempersukar dan mempersulit dalam menghadapi tugas belajar yang lain
dalam rangka kurikulum sekolah, atau dalam mengatur kehidupan sehari-hari,
transfer belajar yang demikian disebut “transfer negatif”.
Menghadapi kemungkinan terjadinya tranfer negatif itu, yang penting bagi guru
adalah menyadari dan sekaligus menghindari para siswanya dari situasi-situasi
belajar tertentu yang diduga keras berpengaruh negatif terhadap kegiatan
belajar para siswa tersebut pada masa yang akan datang.
Misalnya, Ketrampilan mengemudi kendaraan bermotor dalam arus lalu lintas yang bergerak
disebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama tinggal di Indonesia,
akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila pindah ke salah satu negara
Eropa Barat, yang arus lalu lintasnya bergerak di sebelah kanan
jalan.
pengetahaun akan semjumlah kata dalam bahasa Jerman,
akan menghambat dalam mempelajari dalam mengkomunikasikan pikiran dan perasaan
kepada orang lain selama bertahun-tahun sesudah tamat sekolah.
Individu yang sudah terbiasa mengetik dengan
menggunakan dua jari, kalau belajar mengetik dengan sepuluh jari akan lebih
banyak mengalami kesukaran daripada orang yang baru belajar mengetik.
Artinya, ketrampilan yang sebelumnya sudah dimiliki menjadi penghambat belajar
ketrampilan lainnya.
c. Transfer
vertikal
Transfer
yang berefek baik terhadap kegiatan belajar/pengetahuan yang lebih tinggi.
Transfer vertikal (tegak lurus) dapat terjadi dalam diri seorang siswa
apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa
tersebut dalam menguasai pengetahuan/ketrampilan yang lebih tinggi atau rumit.
Misalnya,
seorang ssiwa SD yang telah menguasai psrinsip penjumlahan dan pengurangan pada
waktu duduk di kelas II akan mudah mempelajari perkalian pada waktu dia duduk
di kelas III.
d. Transfer lateral
Transfer yang
berefek baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan/ketrampilan yang sederajat.
Tranfer lateral (ke arah samping) dapat terjadi dalam diri seorang siswa
apabila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajarinya untuk mempelajari
materi yang sama kerumitannya dalam situasi-situasi yang lain. Dalam hal ini,
perubahan waktu dan tempat tidak mengurangi mutu hasil belajar siswa tersebut.
Misalnya,
seorang lulusan STM yang telah menguasai tehknologi “X” dari sekolahnya dapat
menjalankan mesin tersebut di tempat kerjanya. Di samping itu juga mampu
mengikuti pelatihan menggunakan tekhnologi mesin-mesin lainnya yang mengandung
elemen dan kerumitan kurang lebih sama dengan mesin “X” tadi.
C.
Beberapa pandangan tentang transfer belajar
1. Teori disiplin formal
Pandangan ini bertitik tolak pada
pandangan aliran psikologis, daya tentang psike/kejiwaan manusia, psike itu
dipandang sebagai kumpulan dari sejumlah bagian / daya-daya yang berdiri
sendiri.Seperti daya berfikir, daya mengingat, daya kemauan, daya merasa, dan
lain-lain.
Menurut teori daya (formal disiplin) daya-daya jiwa yang ada
pada manusia itu dapat dilatih. Dan setelah berlatih dengan baik, daya-daya itu
dapat digunakan pula untuk pekerjaan yang lain yang menggunakan daya tersebut
dengan demikian terjdilah transfer belajar. Misalnya seorang anak yang semenjak
kecil melatih diri cara-cara melempar dengan tepat, mula-mula ia
melempar-melempar dengan batu, kemudian disekolah ia sering bermain kasti
sehingga terlatih pula melempar dengan bola. Menurut teori daya, anak yang
telah melatih daya melemparnya dengan baik, nantinya jika ia telah dewasa dan
menjadi dewasa dapat menjadi pelempar granat yang baik. Contoh lain murid-murid
dilatih belajar sejarah. Dengan mempelajari pelajaran sejarah tidak boleh tidak
daya ingatannya sering digunakan untuk mengingat-ingat bermacam-macam
peristiwa, ingatan anak itu makin terlatih dan makin baik terhadap pelajaran
itu. Maka pendapat menurut teori daya daya ingatan yang telah terlatih baik
bagi pelajaran itu dapat digunakan pula (ditransferkan) kepada pekerjaan lain.
Demikian, menurut teori
daya pada tiap mata pelajaran disekolah pendidik perlu melatih daya-daya itu
(daya ingatan, berpikir, merasakan, dan sebagainya) sehingga daya-daya yang
sudah terlatih itu akan dapat digunakan dalam mata pelajaran yang lain dan bagi
pekerjaan pekerjaan lain diluar sekolah. Sekolah yang menganut teori daya ini,
sudah tentu mengutamakan terlatihnya semua daya-daya jiwa anak, dari pada nilai
atau kegunaan mata pelajaran.Berguna atau tidaknya materi/isi mata pelajaran
itu dalam praktek dikemudian hari, tidak menjadi soal.Yang penting, apapun yang
diajarkan asal dapat melatih daya-daya jiwa adalah baik. Penganut teori daya
beranggapan bahwa anak-anak yang pandai di sekolah suadah tentu akan pandai
pula dimasyarakat.
2. Teori elemen identik
Pandangan ini
dipelopori oleh edwardthorndike, yang berpendapat bahwa transfer belajar dari
satu bidang studi kebidang studi yang lain atau idang studi sekolah ke
kehidupan sehari-hari, terjadi berdasarkan adanya unsur-unsur yang sama dalam
kedua bidang studi atau antara bidang studi di sekolah ke kehidupan
sehari-hari. Makin banyak unsur yang sama makin besar kemungkinan terjadi
tarnsferbelajar.Dengan kata lain terjadinya transfer belajar sangat tergantung
dari banyak sedikitnya kesamaan unsur-unsur. Misalnya antara bidang studi
aljabar dan ilmu ukur dll.
Mula-mula thorndike
mengartikan “elemen identik” sebagai unsur yang sungguh-sungguh sama (=identik)
kemudian pengertian identik diartikan sebagai “ada kesamaan, sejenis” perubahan
pandangan ini membuat teorinya tentang transfer belajar lebih mudah dapat
diterima.
menurut teori ini hakekat transfer
belajar adalah pengalihan dari penguasaan suatu unsur tertentu pada bidang
studi yang lain, makin banyak adanya unsur-unsur yang sama akan semakin besar
terjadinya transfer belajar positip.
3. Teori generalisasi
D.
Faktor-faktor yang berperanan dalam
transfer belajar yakni ;
1. Proses
belajar
Proses
belajar, kesungguhan motivasi belajar, dan kadar konsentrasi terhadap terhadap
pelajaran. Siswa diharapkan bersungguh-sungguh dalam mengolah materi pelajaran,
dan ini juga tergantung dari motivasi belajar dan sejauhmana kadar
konsentrasinya. Maka, siswa yang kurang melibatkan diri dalam proses
belajar, kurang cermat dalam dalam persepsi dan kurang mendalam dalam mengolah
materi pelajaran, tidak diharapkan akan mengadakan transfer belaJar. Semua
ini berkaitan dengan tata cara belajar atau tekhnik-tekhnik studi, apakah
efisien dan efektif. Maka makin tata cara belajar itu, makin meningkat pula
kemungkinan siswa akan mengadakan transfer belajar.
2. Hasil belajar
Hasil studi yang dipindahkan atau
dialihkan itu dapat berupa pengetahuan (informasi verbal), kemahiran
intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, ketrampilan motorik dan sikap.Hasil
belajar yang lama dapat memudahkan untuk menerima stimulus yang baru. Jadi baik
atau tidaknya, sedikit atau banyaknya hasil belajar yang diperoleh sebelumnya
dapat mempengaruhi transfer belajar atau proses belajar selanjutnya.
3. Bahan/materi bidang-bidang studi
Bahan atau materi dalam bidang studi, metode
atau prosedur kerja yang diikuti dan sikap dibutuhkan dalam bidang
studi. Transfer belajar mengendalikan adanya kesamaan, maka kesamaan
antara daerah/bidang studi atau antara bidang studi dan kehidupan sehari-hari
itu, secara nyata harus ada. Adanya kesamaan juga meliputi taraf intelegensi,
minat, dan perhatian.
4. Faktor-faktor subyektifitas dipihak
siswa
Faktor-faktor subyektif siswa, antara lain taraf
intelegensi (kemampuan belajar), minat, motivasi dan perhatian.
Misalnya, Siswa yang memiliki
motivasi intrinsik, yang merasa senang dalam belajar di sekolah dan yang mampu
mengolah dengan baik dan secara mendalam, akan jauh lebih siap untuk mengadakan
transfer belajar, dibandingkan dengan siswa yang kurang bermotivasi, kurang
berperasaan senang dan kurang mampu mengolah dengan baik.
5. Sikap dan usaha guru
Kesadaran dan usaha dari guru untuk
mendampingi siswa dalam mengadakan transfer belajar. Sikap guru yang
menyadari, bahwa tanggungjawab nya tidak hanya terbatas paa bidang studi
tertentu, tetapi juga mencakup usaha jujur untuk membentuk kepribadian siswa
secara kesluruhan, dalam perkembangan intelektual, efektif (sikap) dan sosial.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Transfer belajar pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan sekolah.
2.
Macam-macam Transfer Belajar
a.
Transfer Belajar Positif
b. Transfer
Belajar Negatif
c.
Transfer Belajar Vertikal
d.
Transfer Belajar Lateral
3. Ada tiga teori tentang trnsfer belajar
a. Teori disiplin formal
b. Teori elemen identik
c. Teori generalisasi
4. Faktor-faktor yang berperan dalam transfer belajar
a. Proses belajar
b. Hasil belajar
c. Bahan/materi bidang-bidang studi
d. Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
e. Sikap dan usaha guru
3. Ada tiga teori tentang trnsfer belajar
a. Teori disiplin formal
b. Teori elemen identik
c. Teori generalisasi
4. Faktor-faktor yang berperan dalam transfer belajar
a. Proses belajar
b. Hasil belajar
c. Bahan/materi bidang-bidang studi
d. Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
e. Sikap dan usaha guru
B. Saran
Begitu pentingnya transfer belajar
maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan
yang nantinya akan bermanfaat ke bidang studi lainnya atau dalam kehidupan
sehari-hari.
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin.
2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran
(Yogyakarta : Media Abadi, 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar